Pejabat Zambia mengancam akan menangguhkan semua layanan broadband pada hari pemilihannya untuk memerangi informasi yang salah. Pada akhirnya, Kementerian Penerangan membekukan lalu lintas di WhatsApp, Twitter, Instagram, dan Facebook.
Dalam perjuangan untuk membendung penyebaran misinformasi politik selama pemilihan presidennya, apakah Zambia telah mengkompromikan rasa demokrasi sejati?
Ketika datang ke iklan politik, situs media sosial terus terang tidak tahu apakah akan tetap atau memutar.
Sepanjang sebagian besar tahun 2020, dan khususnya menjelang pemilihan AS pada bulan November, beberapa perusahaan media sosial diekspos karena memfasilitasi penyebaran konten yang menyesatkan.
Dalam satu contoh, Facebook mempromosikan iklan politik menampilkan mantan presiden Trump dan banyak klaim tidak berdasar bahwa suara tidak dihitung.
Menjelang pemilihan presidennya sendiri – untuk polling yang mana tutup jam 12 malam pada 12 Agustus – Kementerian Informasi Zambia mengambil keputusan berani untuk membunuh pengaruh luar dengan mematikan media sosial negara sama sekali.
Analis telah meramalkan pemilihan 'sangat ketat' antara Presiden Edgar Lungu dan pengusaha Hakainde Hichilema, dan Zambia telah bergerak untuk membunuh setiap menit terakhir yang licik secara online.
️ Dikonfirmasi: Aplikasi perpesanan WhatsApp dibatasi di #Zambia pada hari pemilihan; data jaringan waktu nyata menunjukkan hilangnya layanan pada beberapa penyedia internet saat jajak pendapat berlangsung, menguatkan laporan pengguna yang tersebar luas; insiden sedang berlangsung #ZambiaMemutuskan2021
📰 https://t.co/HZOMpYXdSX pic.twitter.com/9b2GZ87UHO
— NetBlock (@netblocks) 12 Agustus 2021
Pemadaman media sosial Zambia
Menurut organisasi hak digital Akses Sekarang dan monitor internet netblocks, pemadaman listrik secara nasional membuat penyedia internet milik negara dan jaringan pribadi lainnya terhenti selama 24 jam.
Ada keributan menjelang hari pemilihan bahwa Layanan Siaran Zambia berencana untuk mematikan layanan internet sepenuhnya. Bisa ditebak, saran itu turun seperti balon timah.
Di tengah rekor jumlah pemilih, NetBlocks mengkonfirmasi stagnasi dalam lalu lintas internet waktu nyata di WhatsApp, Twitter, Instagram, dan Facebook yang menyarankan Zambia sebagai gantinya menargetkan media sosial.
Sebagian kecil berhasil lolos dari sensor pemerintah menggunakan VPN, tetapi sebagian besar orang dibiarkan tanpa sarana untuk berkomunikasi secara online atau berbagi konten yang terkait dengan pemilu.
Kelemahan nyata dari keputusan ini adalah bahwa pembaruan di lokasi pemungutan suara dan waktu tunggu, serta langkah-langkah keselamatan dan keamanan, gagal menjangkau warga.
Mengingat contoh dari kekerasan ekstrem yang terjadi menjelang pemungutan suara, ada yang menilai keputusan tersebut lalai dan juga anti demokrasi.