menu menu

Generasi Z Mesir berjuang melawan polusi plastik

Mesir menghadapi masalah polusi plastik yang signifikan. Namun, generasi baru mengambil tindakan. Gen Z menjadi semakin vokal dan aktif dalam upaya memerangi polusi plastik.

Dalam beberapa tahun terakhir, polusi plastik semakin memprihatinkan di Mesir.

Negara ini adalah salah satu penghasil sampah plastik terbesar di dunia, dengan perkiraan 3.2 juta ton dihasilkan setiap tahunnya. Limbah ini sering berakhir di Sungai Nil, Laut Mediterania, dan di jalanan.

Kantong plastik sekali pakai di Mesir merupakan sumber utama polusi plastik. Tas ini tidak mahal dan tersedia secara luas, membuat banyak orang Mesir menggunakannya untuk tugas sehari-hari seperti membuang sampah dan membawa barang.

Namun, tas-tas ini sering berakhir sebagai sampah di jalan-jalan dan ruang publik, di mana mereka membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk merusak dan membahayakan satwa liar dan kehidupan laut.

Kurangnya infrastruktur pengelolaan limbah yang tepat telah menyebabkan peningkatan polusi plastik. Banyak orang Mesir tidak memiliki akses ke layanan pengumpulan dan pembuangan sampah yang memadai, yang menyebabkan penumpukan sampah di daerah perkotaan dan pedesaan.

Hal ini tidak hanya membahayakan lingkungan, tetapi juga menimbulkan risiko kesehatan masyarakat yang signifikan dengan menarik hama dan menyebarkan penyakit terutama pada anak-anak.

Masalah plastik Mesir juga mempengaruhi ekonominya, karena sangat bergantung pada pariwisata. Polusi plastik berdampak negatif pada citra dan reputasi tempat wisata populer Mesir.

Selain itu, polusi plastik terus membahayakan industri perikanan dan pertanian, yang merupakan sumber pendapatan penting bagi banyak orang Mesir.


Apa yang dilakukan Gen Z sebagai tanggapan?

Organisasi yang dipimpin pemuda, TileGreen, berdedikasi untuk mengatasi masalah polusi plastik.

Didirikan pada tahun 2021 dengan tujuan mengurangi jumlah sampah plastik di Mesir dan mempromosikan praktik berkelanjutan, TileGreen mendaur ulang segala jenis plastik menjadi batu bata padat yang digunakan sebagai pengeras jalan luar ruangan untuk jalan setapak dan garasi.

Salah satu pendekatan paling inovatifnya adalah inisiatif 'Plastik-ke-Bahan Bakar', yang melibatkan pengumpulan sampah plastik dan mengubahnya menjadi bahan bakar. Ini menyediakan energi untuk transportasi dan keperluan lainnya.

TileGreen juga bekerja dengan organisasi lain dan lembaga pemerintah untuk mempromosikan praktik dan kebijakan yang berkelanjutan. Telah berhasil mempromosikan penggunaan tas biodegradable dan mendorong bisnis untuk mengadopsi program daur ulang.

Demikian pula, organisasi lain yang bertanggung jawab adalah Plastic Pollution Coalition Egypt (PPC Egypt).

Didirikan pada tahun 2017, grup ini beranggotakan anak-anak muda Mesir yang berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya sampah plastik dan mempromosikan alternatif yang berkelanjutan. PPC Egypt bekerja untuk mendidik masyarakat dan pembuat kebijakan tentang dampak polusi plastik dan manfaat dari pengurangan dan daur ulang plastik.

Organisasi lain yang menangani masalah ini adalah Bank Plastik.

Plastic Bank adalah perusahaan sosial dengan misi mengurangi sampah plastik dan kemiskinan dengan menciptakan pasar untuk sampah plastik. Organisasi ini bekerja dengan para pemulung, yang mengumpulkan sampah plastik dan mengubahnya menjadi mata uang.

Mata uang ini dapat ditukar dengan barang dan jasa atau dikirim ke dompet digital. Ini menciptakan aliran pendapatan baru sekaligus mengurangi limbah.


Apa tanggapan pemerintah?

Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah Mesir telah mengambil beberapa langkah.

Pertama, telah menerapkan pajak pada tas dan mempromosikan penggunaan alternatif yang dapat digunakan kembali. Selain itu, pemerintah telah berinvestasi dalam memperluas dan meningkatkan infrastruktur pengelolaan sampah, termasuk meningkatkan akses ke fasilitas daur ulang dan pengomposan.

Melalui bantuan lembaga swadaya masyarakat dan kemitraan, pihaknya terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya membuang sampah plastik dengan benar.

Ini telah dilakukan melalui kampanye publik, program pendidikan di sekolah, dan bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk mengembangkan solusi pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Aksesibilitas