Penangkapan dramatis Arvind Kejriwal, Ketua Menteri Delhi dan ketua Partai Aam Aadmi (AAP) pada larut malam oleh Direktorat Penegakan Hukum pada tanggal 21 Maret telah menimbulkan gelombang kejutan di seluruh lanskap politik India.
Meskipun ED meminta penahanan 10 hari, Kejriwal dikembalikan ke tahanan mereka selama 6 hari hingga tanggal 28 Maret setelah diajukan ke pengadilan Delhi pada tanggal 22 Maret. Ini menandai pertama kalinya dalam sejarah negara itu bahwa seorang Ketua Menteri ditangkap oleh badan investigasi federal dalam kasus dugaan korupsi.
ED menuduh Kejriwal terlibat dalam skandal kebijakan cukai, menuduh pemerintah AAP menerima suap melebihi Rs 100 crore dari kontraktor minuman keras. ED pada hari Jumat mengatakan kepada Pengadilan Rouse Avenue bahwa AAP mendapat keuntungan dari kebijakan minuman keras di Delhi dan menggunakan 45 crore dari itu untuk pemilihan di Goa.
'Sebagai Ketua AAP, Kejriwal ditetapkan sebagai tersangka atas nama partai dan ditangkap', kata ED. Mantan wakilnya Manish Sisodia dan pemimpin AAP Vijay Nair sudah ditahan. ED mengklaim penangkapan Kejriwal diperlukan untuk mengetahui 'hasil kejahatan' dari penipuan tersebut.
Namun, tim kuasa hukum Kejriwal dengan keras membantah melakukan kesalahan apa pun, dan menyebut penangkapannya sebagai 'penyalahgunaan hukum yang tidak disengaja' yang didorong oleh balas dendam politik menjelang pemilu nasional. Mereka berpendapat bahwa ED tidak memiliki bukti langsung selain pernyataan terdakwa lain yang diampuni sebagai 'pemberi persetujuan' yang berpotensi melibatkan Kejriwal.
Saat memasuki kompleks pengadilan CM Kejriwal mengatakan kepada wartawan 'Hidup saya didedikasikan untuk negara baik saya di dalam atau di luar penjara.' AAP membantah tuduhan korupsi dan mengklaim bahwa tuduhan itu dibuat-buat.
Situasi seputar penangkapan dramatis Kejriwal telah memicu kemarahan luas dari partai-partai oposisi dan pakar konstitusi. Mereka memandangnya sebagai serangan terbaru dalam kampanye pemerintahan Modi untuk mempersenjatai lembaga-lembaga seperti ED dan CBI melawan saingan politiknya.
Dalam sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, partai-partai oposisi lainnya mendukung Kejriwal, untuk sementara mengesampingkan perbedaan mereka dengan AAP. Pemimpin Kongres Nasional India Rahul Gandhi mengunjungi keluarga Kejriwal, panggilan Modi adalah seorang 'diktator yang ketakutan' yang bermaksud menciptakan 'demokrasi yang mati'.
Partai-partai seperti Partai Komunis India, Partai Kongres Nasional, dan Kongres Trinamool mengecam penangkapan yang 'bermotivasi' ini sebagai upaya untuk menghancurkan perbedaan pendapat dan melemahkan proses pemilu.