PERINGATAN: Artikel ini membahas tentang tindakan kekerasan dan penyerangan seksual. Kebijaksanaan pembaca disarankan. Di Nigeria Utara, penculikan telah menjadi sumber pendapatan bagi geng kriminal lokal yang menargetkan anak-anak sekolah untuk mendapatkan uang tebusan yang besar.
Awal tahun ini, sejumlah sandera, kebanyakan wanita dan anak-anak, dibebaskan setelah dua bulan diculik oleh bandit.
Penculikan telah menjadi tren yang mengkhawatirkan di Nigeria, sebagian besar di wilayah barat laut negara itu. Selama bertahun-tahun, laporan korban penculikan telah meningkat. Menurut UNICEF, lebih dari 1 juta anak sekolah berhenti sekolah karena ketakutan akan penculikan.
Ini telah menjadi salah satu tantangan keamanan nasional Nigeria terbesar. Pada tahun 2021, ribuan anak sekolah dari asrama dan sekolah harian diculik oleh orang-orang bersenjata. Sementara yang lain berhasil melarikan diri, para guru juga dibawa. Para korban disimpan selama berbulan-bulan untuk tebusan dan lainnya dibunuh.
Memecahkan nomor penculikan
Nigeria Utara memimpin dalam penculikan dan kelompok-kelompok Islam seperti Boko Haram terus-menerus menguasai daerah-daerah terpencil.
Penculikan dimulai sebagai bermotif politik di wilayah Delta Niger. Sejak itu, telah berkembang menjadi bisnis cepat untuk geng lokal yang menargetkan anak-anak sekolah, wanita, dan pekerja lainnya.
Selama bertahun-tahun, kelompok teroris seperti Boko Haram telah menculik siswa secara massal dan menuntut tebusan besar dari orang tua, atau pemerintah.
Beberapa korban muda telah dicuci otak untuk bergabung dengan kelompok dan melakukan serangan bunuh diri dan penculikan juga. Beberapa gadis dipaksa menikah dini atau diperkosa dan melahirkan selama pembebasan mereka setelah berbulan-bulan diculik.
Sejumlah kelompok milisi ini menentang pendidikan Barat dan langsung mengutuknya.