Proyek pertambangan, misalnya, sedang dibahas sebagai salah satu bahaya terbesar bagi masyarakat adat dan satwa liar di Kawasan Arktik.
Pada tahun 2013, anggota parlemen di Greenland membatalkan larangan nasional untuk menambang bahan radioaktif seperti uranium, logam esensial yang digunakan dalam microchip, smartphone, dan baterai.
Pulau yang tertutup es ini memiliki salah satu cadangan uranium terbesar di dunia yang belum dimanfaatkan, yang menarik minat pertambangan dari bisnis di negara-negara kuat lainnya seperti China dan Australia.
Awal bulan ini, partai Inuit Ataqatigiit (Komunitas Rakyat) di Greenland menjadi pemegang kursi paling dominan di parlemen setelah pemilihan cepat.
Ini mengubah banyak hal secara drastis, karena IA menentang rencana baru untuk meningkatkan aktivitas penambangan dengan dasar bahwa bahan radioaktif yang dilepaskan oleh proyek akan menghancurkan satwa liar dan merusak lingkungan alami kota-kota tetangga.
Meningkatnya kehadiran suara-suara Pribumi di pemerintahan berarti kemungkinan larangan eksploitasi mineral radioaktif akan diberlakukan kembali.
Demikian pula, di Pulau Baffin di Kanada, perusahaan pertambangan sedang menunggu persetujuan rencana untuk meningkatkan ekspor bijih besi dari 3.5 juta menjadi 12 juta ton per tahun.
Dalam momen penting, Inuit lokal menyuarakan keprihatinan mereka tentang dampak lingkungan dari peningkatan debu dan kebisingan pertambangan yang menakuti satwa liar dari daerah tersebut. Jika persetujuan untuk proyek ini tidak diperoleh, tambang dapat ditutup sepenuhnya.
Marie Nagitarvik, seorang Pendukung Penjaga Tanah yang tinggal di barat laut Pulau Baffin berkata, “Ini adalah pertama kalinya para pemburu membela hak mereka. Kami belum pernah mendengar orang di Nunavut melakukan protes sebelumnya karena Inuit biasanya tidak membela diri.”
Inuit Lokal Baffin tidak menentang penambangan sepenuhnya, tetapi sebaliknya ingin menantang perusahaan untuk menemukan metode baru yang aman bagi lingkungan jika mereka ingin meningkatkan aktivitas.
Suara mereka, yang didengar oleh pihak berwenang dan perusahaan telah menyebabkan perdebatan besar tentang apakah proses penambangan dapat benar-benar berkelanjutan. Keputusan tentang proyek perluasan pertambangan masih berlangsung.
Di belahan bumi selatan di Australia, lebih dari 100 orang First Nations meminta penyertaan lebih lanjut dalam diskusi nasional tentang perubahan iklim. Mereka bekerja dengan ilmuwan lokal untuk mempelajari metode baru untuk membantu mempertahankan keanekaragaman hayati tetangga mereka.
Prihatin dengan hilangnya satwa liar laut, mereka menghubungi ahli biologi yang telah mengajari mereka cara menanam lamun khusus, yang tumbuh dan berkontribusi pada penyerapan karbon – proses penyerapan di mana tanaman menangkap dan menyimpan karbon dioksida.
Melestarikan alam adalah bagian inti dari identitas First Nations. Menjadi bagian dari proyek lingkungan ini telah memperkuat hubungan mereka yang ada dengan negara mereka dan menawarkan rasa kepuasan.
Masih banyak yang bisa kita pelajari tentang bagaimana alam bereaksi terhadap kebiasaan modern kita dari populasi kecil yang mendiami tempat-tempat yang paling beragam keanekaragaman hayatinya di planet ini.
Sangat menggembirakan melihat hubungan baru ini dipupuk di berbagai komunitas adat di bidang pembuatan kebijakan iklim dan aksi lingkungan.