Mengapa kita harus peduli dengan terumbu karang?
Dengan asumsi Anda adalah pembaca setia di situs kami – dan jika tidak, ikuti program ini – Anda mungkin akan tahu bahwa terumbu karang sedang berjuang keras sehingga bahkan Sean Paul campur tangan.
Dalam semua keseriusan, air yang memanas menyebabkan pengasaman laut, menghancurkan seluruh ekosistem bawah laut. Hal ini membuat gurita, ikan kecil, krustasea, dan tumbuhan laut hidup tanpa tempat untuk berkembang dan berpopulasi kembali.
Saat kita mendekati batas pemanasan global, sampai 90 persen terumbu karang diperkirakan akan hilang pada tahun 2040. Ini termasuk di situs-situs seperti Great Barrier Reef, meskipun para aktivis kelautan berinovasi untuk melindunginya.
Dan meskipun seorang penyelam bisa visual amati apa yang terjadi di terumbu, banyak makhluk tetap tersembunyi di antara bebatuan dan anemon, atau memilih untuk hanya muncul di malam hari. Hal ini mempersulit pencapaian kepastian tentang status kesehatan terumbu karang.
Sebaliknya, hidrofon (mikrofon bawah air) dapat dibiarkan selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan untuk merekam aktivitas terumbu karang. Tidak seperti penyelaman manusia jangka pendek, rekaman menyediakan kumpulan data jangka panjang yang memberi tahu para ilmuwan bagaimana keadaan ekosistem.
Pemimpin penelitian tersebut, Ben Williams, mengatakan bahwa udang kecil mengeluarkan suara gertakan yang halus seperti 'derek api unggun', sementara ikan lain mengeluarkan suara dengkuran, rejan, dan ketukan yang aneh.
Ratusan suara lain muncul di latar belakang, yang mudah dilewatkan oleh telinga manusia. Komputer terlatih AI mampu mendeteksi ini, mengungkapkan gambaran yang lebih akurat dan rinci tentang status kesehatan terumbu karang.
Penelitian ini dilakukan di Indonesia, dimana Proyek Restorasi Terumbu Karang Mars sedang berlangsung. Di sini, hidrofon telah ditempatkan di samping struktur karang untuk memantau pertumbuhannya.
Meskipun alasan ikan dan hewan lain terus-menerus berceloteh masih belum diketahui, menangkap aktivitas ini melalui audio berarti terumbu yang dipelihara manusia menarik komunitas laut yang hidup.
Para ilmuwan dan ahli ekologi laut sangat antusias dengan hidrofon pemantau kehidupan laut. Mereka jauh lebih murah daripada menyewa tim selam dan AI menghemat waktu dengan menganalisis rekaman dengan kecepatan yang jauh lebih cepat daripada manusia.
Mereka berharap untuk menyebarkannya ke seluruh dunia, seperti Meksiko, Maladewa, dan Great Barrier untuk memantau upaya restorasi terumbu yang terjadi di sana.