Kepercayaan lama bahwa meminum alkohol membuat orang lain terlihat lebih menarik hanyalah sebuah mitos, kata sebuah laporan baru yang diterbitkan dalam Journal of Studies on Alcohol and Drugs.
Bukan untuk menjadi pembawa berita buruk, tapi jika Anda pernah terbangun di samping seseorang yang Anda yakini lebih manis di bar pada malam sebelumnya – Anda tidak bisa menyalahkan alkohol.
Setidaknya tidak menurut penelitian baru dilakukan oleh Stanford Prevention Research Center di Palo Alto, California. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah 'kacamata bir' – atau kemampuan alkohol untuk membuat kita menganggap orang lain lebih menarik – itu nyata atau tidak.
Dalam upaya sebelumnya untuk membantah teori tersebut, yang diyakini berasal dari tahun 1980-an, para peneliti biasanya meminta individu untuk menilai daya tarik orang-orang dalam foto saat dalam keadaan sadar dan kemudian dalam keadaan mabuk.
Jawaban mereka sering kali memberikan hasil yang beragam, sehingga tidak ada bukti konklusif mengenai apakah kacamata bir adalah fenomena nyata.
Studi terbaru di California mengambil pendekatan yang sama tetapi menambahkan faktor penting lainnya. Seberapa besar kemungkinan peserta ingin bertemu dengan seseorang dari foto yang baru saja mereka lihat setelah minum minuman beralkohol?
Mereka menemukan bahwa konsumsi alkohol tidak meningkatkan kemungkinan kita menganggap orang lain menarik, namun malah membekali kita dengan 'keberanian cair' yang dibutuhkan untuk mendekati orang lain.

